JEMPOL TAK BERTULANG
Pada mulanya saya enggan untuk menceritakan hal ini pada publik
karena kejadian ini merupakan perjalanan spiritual seseorang yang mungkin
sebagian orang menganggapnya fiktif belaka, dan ada pula yang mempercayainya,
tetapi terlepas dari keduanya,saya yakin pastinya ada pelajaran yang dapat
dipetik dari kisah ini.
Beberapa hari yang lalu ada sebuah fenomena yang jarang sekali
orang menemui hal semacam itu. Bahkan untuk mendapatkan moment langka tersebut
seseorang harus mempunyai niatan, tujuan yang sangat benar tanpa adanya pamrih
sedikit pun, melainkan hanya mengarapkan ridho-Nya, karena yang mampu menemukan
atara hamba-Nya dan fenomena itu hanya Allah SWT semata, sehingga tidak heran
jika ada seseorang yang sangat menginginkan dipertemukan malah tidak
mendapatkan hasil sama sekali yang disebabkan niat yang tidak tulus.
Dihadapan Allah SWT status sosial, pangkat, jabatan, kekayaan,
maupun keturunan bukanlah hal yang dipertimbangkan, akan tetapi kadar ketakwaan
seseorang kepada Allah SWT lah yang membedakan di antara hamba-hambaNya.
Semakin seseorang bertakwa maka Allah SWT akan semakin memperhatikan,
menyayangi, semakin dekat dengan hamba-Nya dan memberikan yang hal terbaik
baginya. Sehingga hanya untuk mempertemukan adalah hal yang sangat mudah untuk
terjadi.
Kisah ini dimulai dari percakapan seorang ayah dengan anaknya
melalui handphone, mengigat jarak antara tempat tinggal si ayah memang agak
jauh sekitar ±90 km, ayahnya
memberikan kabar pada anaknya klo dirinya sakit dirawat RS setempat, sedang
ibunya sendirian merawat si ayah,
Ayah : “leee!, ni ayah,
ayah sekarang masuk rumah sakit, ayah harap kamu pulang menemani ibunmu merawat
ayah! Gak perlu tergesa-gesa dijalan ayahmu sudah mendingan, klo disana masih
hujan gak usah nekat pulang, nunggu terang!” disaat itu waktu menunjukan 16.00
dan masih hujan lebat.
Anak : “iyya insya allah,
yah”
Si anak masih menunggu hujan reda, sekitar jam setengah enam hujan
mulai reda, dia tanpa berpikir panjang memutuskan untuk berangkat pada saat itu
juga. Sempat juga ditawari jas hujan oleh temannya, tetapi dia menolaknya dan
memilih tidak membawanya.
Dia pun mulai berangkat pulang, tetapi belum jauh dari tempat
tinggalnya hujan mulai lebat kembali dan berteduh didepan ruko. Dia berguman
didalam hatinya “waah klo trus begini kapan nyampai nie”.... akhirnya dia memutuskan
untuk membeli jas hujan dan segera melanjutkan perjalan mengingat waktu semakin
larut malam, dan dia memulai perjalanan kembali di bawah hujan yang sangat
lebat pada saat ittu.
Untuk mempercepat perjalanannya dia memilih jalan alternatif yang
baru-baru ini mulai dibuka untuk mengantisipasi kepadatan lalulintas, meskipun
lebih cepat dan efektif tapi dia harus melalui jalan yang lumayan sepi dari
lalu lalang kendaraan bermotor, yaa maklum baru dibuka dan banyak yang belum
tau jalan tersebut, terlebih disepanjang jalan, kanan kiriya masih berdiri
tinggi tumbuhan ilalang dan tanaman tebu masyarakat sekitar.
Disaat dia memasuki jalan tersebut sekitar jam 20:00 lebih, sejauh
mata memandang lampu dipinggiran jalan mati semua, mungkin ini karena derasnya
hujan pada saat itu, ketika sampai separo jalan dari jalan alternatif tsb hujan
pun reda, tidak sederas jalan yang sebelumnya. Disana dia mendapati seseorang
yang berpakaian layaknya petani sedang menuntun motornya sendiran. Pada mulanya
ia tidak menghiraukan orang tersebut karena memang sudah larut malam dan
perjalan masih jauh sekali.
Akhirnya ia melewatinya begitu saja, sekitar 1 km dari TKP ternyata
hujan mulai mengguyur begitu lebat. Dan dia berguman didalam hatinya
“seandainya kamu di posisi dia, motornya rusak ditengah-tengah perkebunan yang
jauh dari pemukiman warga, bagaimana perasaanmu pada saat itu?” akhirnya dia
memutuskan kembali ketempat orang tersebut berada, sesampainya disana hujan
reda kembali. Dan dia memberanikan seorang diri menawarkan bantuan kepada orang
asing yang belum dikenal ditengah-tengah perkebunan yang begitu lebat nan sepi
tanpa ada cahaya lampu pingir jalan, dan hanya satu sumber cahaya dari sorot
lampu motornya.
Dia mengawalinya dengan perkataan yang santun “pak ada yang bisa
saya bantu? Motornya kehabisan bensin yaa pak?” orang tersebut menjawab “gak
naak, ini lho nyawanya hilang!” sekejap perasaan anak itu amburadul bercampur
takut dan khawatir dengan kejadian yang baru saja terjadi, di menyangka didalam
hatinya klo orang ini adalah hantu, tetapi dia memberanikan diri kembali untuk
bertanya satu kali lagi. “pak ada yang bisa saya bantu? Motornya kehabisan
bensin yaa pak?” lagi-lagi dia mendapat jawaban yang sama juga “gak naak, ini
lho nyawanya hilang!”, mengetahui jawaban yang seperti itu ingin sekali dia
segera membalik motor dan segera menghidupkan motor dan tancap gas meninggalkan
pria tersebut, tetapi meskipun begitu didalam hatinya mencegah tindakan tersebut
karena khawatir akan melukai perasaan pria tersebut.
Akhirnya ia memilih terdiam di samping pria tersebut, tiba-tiba
muncul suara dari mulut pria tersebut dan berkata “gaak mas, ini lho nyaawanya
hilang, businya mati jadi motornya gak bisa dihidupin lagi” mendengar
pernyataan pria tersebut, akhirnya dia merasa lega dan takut pun hilang menjadi
akrab dalam perbincangan diantara keduanya. Dirasa cukup dia mengakhiri dengan
menawarkan diri membantu mendorong motornya sampai rumahnya, yang katanya dekat
dari tempat itu. Tetapi pria tersebut menolak “sudah kamu lanjutkan
perjalananmu, ini juga udah larut malam dan hati-hati semoga sampai tujuan
dengan selamat”
Anak itupun mengakhiri perjumpaannya dengan berjabatan tangan
dengan pria itu dan meminta restu serta doa agar tujuannya selama ini bisa
tercapai. Anehnya ketika dia berjabat tangan dia merasakan hal yang berbeda
dari kebiasaan orang pada umumnya. Ibu jari (jempol) tangan kanan pria tersebut
terasa sangat empuk sekali seolah-olah tidak ada tulangnya sama sekali.
Hal semacam ini sepengetahuan saya dari buku-buku yang saya baca,
merupakan ciri-ciri dari utusan Allah SWT yang dianugerahi hidup sampai
sekarang dan menjadi guru bagi kekasih/auliya’allah dalam meniti kehidupam
menuju kepada allah dengan syariat yang sesuai dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Melihat dari ciri dan keadaan suasana tersebut mungkin beliau adalah Nabi
khidir AS yang menyamar menjadi seorang petani dan memberikan pernyataan
nyleneh yang pada umumnya orang mendengar lari terbirit-birit. Yang mana beliau
mencoba sejauh mana ketakwaan dan ketulusan seorang hamba atas ridho-Nya, yaaa
moment ini senada ketika Allah SWT mempertemukan antara Nabi Musa AS dengan
Nabi Khidir AS.
Kemudian dia pun berpamitan dan beranjak dari tempat itu, dan
dibenaknya masih terheran-heran dengan kejadian yang barusan terjadi, dia juga
berfikiran beliau adalah nabi khidir as, yang bercirikan jempolnya lunak tidak
bertulang. Mengingat yang demikian ia pun segera tanjap gas dan tidak berani
menoleh kebelakang lagi.
Selain dia beranggapan seperti itu dia juga bertanya-tanya didalam
hatinya “kenapa disaat saya mencoba menghampiri pria itu hujan mereda? Dan
sebaliknya, ketika mulai menjahui hujan semakin deras?”
Memang ini terbukti, ketika dia beranjak untuk meneruskan perjalanannya
semakin menjauh dari pria tersebut intensitas hujan meningkat sedikit demi
sedikit. Dan akhirnya dia memang diguyur hujan sepanjang perjalanan sampai
rumahnya.
- Kisah ini seakan hanyalah fiktif dan dugaan semata, tapi itulah yang terjadi dihadapan anak itu, benar tidaknya fenomena tersebut hanyalah Allah SWT yang mengetahui kebenarannya. Kita hanya bisa berkhusnudzon dan berharap hal yang demikian merupakan pertanda yang baik bagi anak tersebut. Dan bagi kita yang mengetahui cerita ini semoga termotivasi untuk lebih giat dalam mengabdi dan bertaqwa kepada Allah SWT dengan sepenuhnya. wa allahu a'lam bisshowab!